Ternate,detik35.Com
Marcelina tak kuasa menyembunyikan rasa haru dan bangganya. Ia menjadi satu-satunya perempuan dari Maluku Utara yang mendapat kehormatan hadir dalam forum prestisius bertaraf internasional tersebut.
“Saya tidak pernah membayangkan bisa berdiri di panggung dunia, menyuarakan potensi dan semangat desa kecil saya di hadapan para tokoh penting dari berbagai negara,” ujar Marcelina melalui sambungan WhatsApp , Sabtu (28/06/2025).
Tak sekadar hadir, Marcelina dipercaya untuk berbicara langsung di hadapan perwakilan kedutaan dan para kepala desa se-Indonesia. Dalam presentasinya, ia memaparkan potret pembangunan Desa Todowongi serta potensi yang sedang dikembangkan di desanya, menjadi contoh nyata bagaimana desa-desa Indonesia terus berjuang membangun dari bawah.
“Ini bukan hanya kebanggaan saya, tetapi juga kebanggaan bagi masyarakat Todowongi yang selalu mendukung saya. Di forum ini, saya membawa suara mereka,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Selama di Beijing, para peserta forum tidak hanya mengikuti seminar, tetapi juga diajak meninjau berbagai lokasi inspiratif, salah satunya pusat kerajinan tirai bambu yang begitu membekas bagi Marcelina.
“Saya membayangkan bagaimana jika rotan di desa kami bisa dikembangkan seperti ini. Menjadi produk unggulan, menjadi kebanggaan lokal yang bisa menembus pasar ekspor,” tutur Marcelina penuh semangat.
Ia pun membawa pulang sebuah rencana besar: membangun sentra kerajinan rotan di Todowongi, memproduksi kursi, keranjang, hingga pernak-pernik bernilai jual. Baginya, ini bukan semata-mata soal peningkatan ekonomi warga, tetapi juga upaya menjaga kearifan lokal yang mulai tergerus zaman.
Lebih dari itu, pengalaman internasional ini membuka wawasannya tentang pentingnya desa untuk terus beradaptasi dan berinovasi.
“Kami harus siap dengan perubahan. Desa harus menjadi tempat lahirnya ide-ide besar dari akar rumput,” tegasnya.
Marcelina berkomitmen untuk terus belajar dan mencari peluang demi membawa desanya melangkah lebih maju.
“Saya pulang bukan hanya membawa kenangan, tapi membawa semangat, ilmu, dan misi untuk membuat Todowongi lebih baik,” ujarnya mantap.
“Pengalaman ini akan selalu saya kenang sebagai titik balik yang menguatkan saya untuk terus mengabdi. Saya datang ke Beijing bukan hanya sebagai kepala desa, tapi sebagai duta kecil dari pelosok Indonesia yang ingin desanya bersinar,” pungkasnya haru.
(Red)