-->

Notification

×

Iklan

 


Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tanam Ulin di IKN, Wapres Gibran Kirim Pesan Kuat: Ibu Kota Baru Bukan Sekadar Beton

| May 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-29T08:45:53Z

 

IKN, Kalimantan Timur ,detik35.Com

Di tengah hamparan proyek ambisius bernama Ibu Kota Nusantara (IKN), suara sekop menembus tanah. Kamis (29/5), Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menanam pohon ulin di Plaza Bhinneka Tunggal Ika. Di sampingnya, Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyaksikan prosesi simbolik itu — tenang, tetapi sarat makna.


Pohon ulin — kayu besi dari hutan Kalimantan — dipilih bukan karena estetika semata. Ia adalah simbol keteguhan, kekuatan, dan kesabaran. Nilai-nilai yang, menurut Gibran, harus menjadi fondasi dalam membangun sebuah ibu kota yang bukan sekadar “smart” tapi juga soulful.


“Pohon ini melambangkan kekuatan jati diri bangsa. IKN bukan hanya soal infrastruktur, tapi tentang nilai dan keberlanjutan,” ujar Gibran di sela acara.


Tak jauh dari situ, pohon kapur ditanam berdampingan. Filosofinya jelas: kejernihan niat dan arah. Dua pohon lokal, dua simbol Nusantara, dua pesan: kekuatan dan kejernihan — dua hal yang seringkali hilang di balik tumpukan cetak biru megaproyek.


Penanaman pohon ini bukan sekadar seremoni. Ia hadir di tengah kritik terhadap proyek IKN yang dituding terlalu elitis, tidak inklusif, dan berisiko menimbulkan jejak ekologis besar. Gibran tampaknya sadar, proyek ini tak bisa dijual hanya lewat angka dan render 3D.


Ada narasi baru yang coba dibangun: bahwa IKN adalah kota yang ditanam, bukan dibangun. Bahwa ia tumbuh, bukan dipaksakan. Tapi apakah masyarakat percaya?


“Tanam pohon ini bukan akhir. Ini awal dari tanggung jawab untuk merawat. Tidak hanya hutan, tapi juga komitmen politik,” ujar pengamat lingkungan dari Kalimantan Timur kepada Detik35.

Pohon ulin bisa hidup ratusan tahun, tapi penebangan ilegal bisa menumbangkannya dalam hitungan jam. Simbol selalu punya dua sisi: harapan dan ironi. Sebab di Kalimantan, pohon ulin tak hanya ditanam, tapi juga diburu. Dan pembangunan besar, seperti IKN, tak lepas dari dilema itu.


“Menanam ulin sebagai simbol sangat bagus. Tapi bagaimana dengan ribuan hektar hutan yang digusur? Simbol saja tidak cukup,” tegas aktivis WALHI Kaltim.(Red)

×
Berita Terbaru Update