Makassar ,detik35.Com
Sehari sebelum kembali ke Jakarta, Ibu Negara Selvi Gibran Rakabuming menyempatkan diri meninjau Pameran Wastra dan Perhiasan Sulawesi Selatan di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jumat (23/5/2025). Ini menjadi penutup agendanya bersama Solidaritas Perempuan untuk Indonesia (Seruni) selama dua hari di Makassar.
Pameran menampilkan koleksi kain tenun Bugis-Makassar, aksesori adat, dan fashion show oleh istri-istri bupati dari berbagai kabupaten/kota. Semua tampak meriah dan glamor—busana penuh warna, kamera berkilatan, dan senyum sopan para tamu undangan.
Di tengah atmosfer itu, Selvi menyampaikan pentingnya kriya tradisional bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai sumber ekonomi.
"Kekayaan kriya seperti ini bukan hanya warisan, tapi potensi ekonomi. Kita perlu inovasi dan promosi berkelanjutan," ucapnya.
Pernyataan itu senada dengan narasi besar pemerintahan Presiden Prabowo—mengangkat ekonomi berbasis budaya, membentuk "ekosistem kreatif" dari akar lokal.
Tapi di balik panggung dan pencahayaan yang apik, muncul satu pertanyaan penting: apakah pelaku kriya di balik kain dan perhiasan itu benar-benar ikut menikmati panggung yang mereka bangun?
Banyak pelaku UMKM kriya di Sulsel yang masih kesulitan mengakses pembiayaan, pelatihan digitalisasi, hingga pasar tetap. Sementara di forum-forum resmi, produk mereka kerap jadi pajangan, bukan komoditas yang menghidupi.
Fashion show oleh istri-istri pejabat memang menyampaikan pesan simbolik keberagaman, tapi siapa yang merancang, siapa yang menjahit, dan berapa upahnya—itu tak pernah masuk rilis resmi.
Agenda Seruni selama dua hari memang menyasar tema strategis: budaya, pemberdayaan perempuan, dan pendidikan anak. Tapi dampak riil dari kunjungan seperti ini masih jadi PR panjang, terutama di luar Makassar—daerah-daerah dengan keterbatasan infrastruktur dan akses pelatihan.
Pelestarian budaya bukan hanya soal menampilkan warisan, tapi memastikan keberlangsungan pelakunya—agar tak sekadar jadi dekorasi negara, melainkan penggerak ekonomi yang adil dari desa ke kota.(Red/Adiba)