.gif)
KUALA LUMPUR – detik35.Com
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada hari ketiganya di Malaysia, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-16 Brunei Darussalam–Indonesia–Malaysia–Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Selasa (27/5/2025).
Pertemuan tingkat tinggi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama sub-regional antarnegara kawasan timur ASEAN, terutama dalam rangka meninjau capaian dan tantangan delapan tahun pelaksanaan BIMP-EAGA Vision 2025.
Presiden Filipina, Ferdinand R. Marcos Jr., membuka KTT dengan sambutan hangat kepada para kepala negara yang hadir. Dalam pidato pembukaannya, Presiden Marcos menegaskan pentingnya pertemuan ini sebagai tonggak reflektif dan proyeksi ke depan bagi BIMP-EAGA. Menurutnya, sejak adopsi Visi 2025 pada tahun 2017, kawasan telah mencatat sejumlah kemajuan signifikan yang memberi dampak langsung terhadap kehidupan rakyat.
“BIMP-EAGA telah membangun fondasi kuat bagi pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, berkat kemajuan teknologi dan semangat kolaborasi,” ujar Marcos.
Lebih jauh, Presiden Filipina menyoroti pentingnya memperkuat integrasi ekonomi kawasan dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Ia menyerukan perlunya memperdalam sinergi lintas sektor, mendorong inovasi sebagai katalis utama pembangunan, serta memperkuat kemauan politik di antara negara anggota.
Ajakan tersebut menjadi panggilan bersama untuk memastikan bahwa kerja sama BIMP-EAGA tak hanya bertumpu pada proyek-proyek pembangunan fisik, tetapi juga mampu mendorong transformasi ekonomi, konektivitas antarwilayah, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia di kawasan.
Presiden Prabowo hadir dalam forum ini dengan membawa komitmen kuat Indonesia untuk terus mendorong kerja sama sub-regional yang berorientasi pada hasil nyata, terutama dalam bidang konektivitas, perdagangan lintas batas, pariwisata, dan pembangunan berkelanjutan.
Kehadiran Presiden Prabowo di forum BIMP-EAGA menjadi bagian dari diplomasi ekonomi strategis Indonesia di kawasan, sekaligus penegasan bahwa Indonesia siap menjadi penggerak utama dalam mewujudkan kawasan Asia Tenggara timur yang terintegrasi, tangguh, dan sejahtera di tengah dinamika global yang terus berubah.(Redaksi/Adiba)
