Jabar Diguncang 99 Gempa dan 1,2 Juta Sambaran Petir Sepanjang Oktober 2025

Jabar Diguncang 99 Gempa dan 1,2 Juta Sambaran Petir Sepanjang Oktober 2025

Bandung , detik35. Com - Aktivitas geologi dan atmosfer di wilayah Jawa Barat tercatat cukup tinggi sepanjang Oktober 2025. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia ini diguncang 99 kali gempa bumi dan disambar lebih dari 1,2 juta kali petir hanya dalam satu bulan terakhir.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan seismograf dan sensor atmosfer, aktivitas alam tersebut masih dalam kategori wajar untuk wilayah Jawa Barat yang secara geografis terletak di zona tektonik aktif dan beriklim tropis lembap.

 “Sepanjang Oktober 2025, wilayah Jawa Barat mengalami 99 kejadian gempa bumi dengan variasi kekuatan dan kedalaman. Sementara aktivitas petir mencapai 1,2 juta sambaran, sebagian besar terjadi di wilayah selatan Jabar dan kawasan pantai utara,” ujar Teguh dalam keterangan resminya, Minggu (2/11/2025).

Dari total 99 kejadian gempa, sebanyak 85 gempa tergolong dangkal (kedalaman < 60 km), 14 gempa berkedalaman menengah (60–300 km), dan tidak ada gempa dalam yang terjadi di kedalaman lebih dari 300 km. Sementara itu, kekuatan gempa terbesar tercatat Magnitudo 4,5, dan yang terkecil Magnitudo 1,6.

“Sebagian besar atau 66 kejadian berpusat di laut, sedangkan 33 lainnya berpusat di darat,” kata Teguh.

Wilayah yang paling sering merasakan getaran gempa di antaranya kawasan Pantai Selatan Jawa Barat, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, dan Cianjur, yang memang berdekatan dengan zona subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Sementara itu, tingginya aktivitas sambaran petir terjadi akibat faktor cuaca ekstrem yang dipicu peralihan musim kemarau ke musim hujan (masa pancaroba). BMKG mencatat, wilayah Bogor, Cianjur, Bandung Barat, dan Sukabumi menjadi daerah dengan frekuensi petir tertinggi.

 “Peningkatan suhu permukaan dan kelembapan tinggi menjadi pemicu terbentuknya awan konvektif cumulonimbus yang memicu sambaran petir dalam jumlah besar,” jelas Teguh.

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama hujan disertai kilat dan angin kencang di wilayah pegunungan dan pesisir selatan. Masyarakat juga diminta tidak panik terhadap gempa kecil yang masih tergolong aman, namun diingatkan untuk memahami prosedur evakuasi mandiri bila terjadi gempa signifikan.

“Waspada dan tangguh menghadapi bencana adalah kunci. BMKG terus memperkuat sistem deteksi dini dan edukasi publik agar masyarakat siap menghadapi dinamika alam di Jawa Barat,” tegasnya.

Dengan catatan aktivitas gempa dan petir yang cukup tinggi ini, BMKG menilai pentingnya sinergi lintas instansi dalam memperkuat sistem mitigasi bencana, terutama di daerah rawan seperti pesisir selatan dan kawasan pegunungan.(Red)