“Dari Bengkel Tambal Ban ke Panggung Wisuda: Kisah Haru Josevein, Lulusan Terbaik ITERA 2025”

 “Dari Bengkel Tambal Ban ke Panggung Wisuda: Kisah Haru Josevein, Lulusan Terbaik ITERA 2025”


Lampung, detik35. Com - Derai air mata haru pecah di gedung auditorium Institut Teknologi Sumatera (ITERA) saat prosesi Wisuda ke-23 berlangsung. Di antara ratusan wisudawan, satu nama mencuri perhatian publik: Josevein Hutagalung, mahasiswa Teknik Elektro yang resmi dinobatkan sebagai wisudawan terbaik pertama. Namun, yang membuat kisahnya menggema di luar kampus bukan semata karena nilai akademiknya, melainkan perjalanan panjang yang mengantar anak seorang tukang tambal ban itu hingga berdiri di panggung kehormatan.15 November 2025

Josevein lahir dan dibesarkan di Seputih Banyak, Lampung Tengah. Ayahnya, Jhonson Efendi Hutagalung, setiap hari bekerja di bengkel tambal ban kecil di pinggir jalan—tempat panas, berdebu, dan beraroma karet terbakar. Dari pekerjaan sederhana itulah Jhonson menyekolahkan anaknya, menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilan yang tidak menentu, demi satu keyakinan: pendidikan adalah jalan keluar dari keterbatasan.

Di lingkungan yang serbaterbatas, Josevein tumbuh sebagai anak yang tekun. Ia terbiasa membantu ayahnya selepas sekolah, memompa ban hingga membersihkan perkakas bengkel. Namun di sela-sela itu, ia tetap memprioritaskan belajar. Ketika diterima di ITERA, Jhonson mengaku sempat tidak yakin mampu membiayai pendidikan anaknya. Namun tekad Josevein dan dukungan keluarga membuat mereka melangkah maju.

Kerja keras itu terbayar tuntas pada momen wisuda. Begitu nama Josevein dipanggil sebagai lulusan terbaik, gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan. Dari barisan belakang, sorakan paling lantang datang dari keluarga. Jhonson berdiri sambil menahan tangis, tangan gemetar ketika melihat putranya melangkah dengan toga kebanggaan. Beberapa tamu bahkan terlihat ikut menitikkan air mata menyaksikan momen yang begitu tulus dan menggetarkan.

Prestasi Josevein bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi simbol harapan bagi banyak keluarga Indonesia yang berjuang dari bawah. Kisahnya menjadi bukti bahwa latar belakang bukanlah batasan, dan mimpi besar bisa bermula dari bengkel tambal ban kecil yang tak pernah menyerah pada keadaan.

Dengan gelar dan prestasi di genggaman, Josevein bertekad melanjutkan perjalanan akademik dan mengabdikan ilmu teknik elektro untuk pembangunan daerah. “Semua ini berkat ayah saya,” ucapnya lirih dalam sesi wawancara, “beliau yang tidak pernah lelah mendorong saya meski hidup kami sederhana.”

Kisah Josevein Hutagalung kini menjadi inspirasi nasional—sebuah narasi tentang perjuangan, pengorbanan orang tua, dan bukti bahwa pendidikan tetap menjadi jembatan paling kuat menuju masa depan.(Red)