Pasukan Israel Mundur dari Gaza Setelah Gencatan Senjata, 55 Jenazah Warga Palestina Ditemukan di Bawah Reruntuhan
![]() |
Pasukan Israel Mundur dari Gaza Setelah Gencatan Senjata, 55 Jenazah Warga Palestina Ditemukan di Bawah Reruntuhan |
Gaza – detik35.com - Gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas mulai berlaku pada Jumat (10/10/2025), menandai berakhirnya gelombang kekerasan terbaru di Jalur Gaza yang telah menewaskan ribuan warga sipil dan menyebabkan kerusakan besar di berbagai wilayah. Namun, di tengah suasana tenang yang mulai terasa, badan pertahanan sipil Gaza melaporkan penemuan 55 jenazah warga Palestina di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel sebelum gencatan senjata diberlakukan.
Pejabat pertahanan sipil Gaza, Mohammed al-Mughayyir, mengatakan bahwa proses pencarian dilakukan di sejumlah area yang sebelumnya menjadi sasaran bombardir intensif. "Kami menemukan sedikitnya 55 jenazah di bawah reruntuhan. Sebagian besar korban merupakan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak," ujarnya seperti dikutip dari AFP, Sabtu (11/10/2025). Ia menambahkan bahwa banyak lokasi yang belum sempat diperiksa karena masih minimnya peralatan penyelamatan dan tingginya risiko reruntuhan.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Mohammed Abu Salmiya, menyebutkan bahwa 33 dari jenazah tersebut telah dibawa ke rumah sakit di sekitar Kota Gaza, yang menjadi salah satu titik paling parah terkena dampak serangan. Rumah sakit di Gaza kini menghadapi beban berat akibat tingginya jumlah korban luka dan terbatasnya pasokan medis. “Fasilitas kesehatan kami hampir lumpuh. Kami kehabisan bahan bakar, listrik sering padam, dan obat-obatan sangat terbatas,” katanya.
Gencatan senjata yang difasilitasi oleh Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini diharapkan menjadi langkah awal menuju penghentian kekerasan yang telah berlangsung selama berminggu-minggu. Namun, para pengamat menilai situasi masih rentan mengingat tidak ada jaminan jangka panjang atas stabilitas politik maupun keamanan di kawasan tersebut.
Sejak pecahnya pertempuran pada pertengahan tahun 2025, lebih dari 30.000 warga Palestina dilaporkan tewas dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah, mengalami kerusakan parah akibat serangan udara dan operasi darat yang dilakukan oleh Israel. Di sisi lain, Israel menyebut operasi militernya sebagai langkah pertahanan terhadap serangan roket dan aktivitas militan dari wilayah Gaza.
Reaksi internasional bermunculan menyusul diberlakukannya gencatan senjata. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan agar semua pihak menghormati kesepakatan tersebut dan membuka koridor kemanusiaan tanpa hambatan. “Prioritas saat ini adalah menyelamatkan nyawa dan memastikan bantuan dapat menjangkau mereka yang paling membutuhkan,” ujarnya dalam pernyataan resmi di New York.
Meski pertempuran berhenti sementara, penderitaan warga Gaza belum berakhir. Ribuan keluarga masih terjebak di kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak, dengan akses terbatas terhadap air bersih, makanan, dan layanan kesehatan. Komunitas internasional kini mendesak diadakannya perundingan damai yang lebih komprehensif untuk mengakhiri siklus kekerasan yang terus berulang di Timur Tengah.(Red)