Dari Lahan Tidur, Napi Lapas Muara Sabak Panen Satu Ton Jagung

Dari Lahan Tidur, Napi Lapas Muara Sabak Panen Satu Ton Jagung

Tanjung Jabung Timur, detik35.com - Di bawah terik matahari pagi, semangat belasan warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak tampak menyala. Satu per satu mereka memetik tongkol jagung berwarna kuning keemasan dari lahan seluas dua hektare yang berada di balik tembok tinggi lapas. Siapa sangka, lahan tidur yang sebelumnya tak terurus kini menjadi hamparan tanaman jagung siap panen.

Selama 120 hari, para narapidana menanam, merawat, hingga akhirnya memanen hasil kerja keras mereka. Dari lahan tersebut, mereka berhasil mengumpulkan sekitar satu ton jagung hibrida, hasil nyata dari program pembinaan kemandirian yang dijalankan pihak lapas.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jambi, Hidayat, menuturkan bahwa kegiatan pertanian ini merupakan wujud nyata arahan Ditjen Pemasyarakatan untuk menciptakan lapas yang mandiri dan produktif.

 “Panen jagung hibrida di Lapas merupakan bagian dari program pembinaan ketahanan pangan dan kemandirian. Warga binaan terlibat penuh dari proses penanaman hingga panen, menghasilkan jagung berkualitas yang dapat dijual maupun dimanfaatkan sebagai pakan ternak,” ujar Hidayat, Sabtu (18/10/2025).

Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada hasil ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai terapi sosial dan pembinaan karakter bagi para narapidana.

 “Selain memberikan nilai ekonomi, kegiatan ini menjadi sarana pembinaan keterampilan dan menurunkan tingkat stres warga binaan. Mereka belajar bekerja sama, bertanggung jawab, dan melihat hasil nyata dari kerja keras mereka,” tambahnya.

Lima warga binaan yang terlibat dalam program ini mendapatkan pendampingan langsung untuk memahami teknik menanam dan merawat jagung hibrida, mulai dari tahap pembibitan hingga panen. Hasil panen kemudian digiling untuk diambil bulirnya dan siap dimanfaatkan.

Program ini menjadi contoh nyata bagaimana lembaga pemasyarakatan bertransformasi dari sekadar tempat pembinaan menjadi pusat produktivitas dan pemberdayaan ekonomi. Melalui kegiatan semacam ini, diharapkan warga binaan dapat memiliki keterampilan dan semangat baru untuk berkontribusi positif ketika kembali ke masyarakat.(Fahri)