BGN Soroti Buruknya Sanitasi di Indonesia: Kasus Keracunan Makanan Sudah Tinggi Sebelum Program MBG Diluncurkan

BGN Soroti Buruknya Sanitasi di Indonesia: Kasus Keracunan Makanan Sudah Tinggi Sebelum Program MBG Diluncurkan

JAKARTA — detik35. Com - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang menyoroti kondisi sanitasi dan keamanan pangan di Indonesia yang dinilai masih memprihatinkan. Ia mengungkapkan bahwa tingginya kasus keracunan makanan di Tanah Air sudah terjadi jauh sebelum pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat.

Hal tersebut disampaikan Nanik dalam gelar wicara bertajuk “Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa Melalui Program MBG” yang berlangsung di Antara Heritage Center, Jakarta, Kamis (23/10/2025). Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, serta perwakilan lembaga gizi dan kesehatan masyarakat.

Dalam paparannya, Nanik menjelaskan bahwa berdasarkan hasil rapat terbatas antara BGN dan Kementerian Kesehatan, angka kasus keracunan makanan meningkat signifikan hingga tahun 2024, bahkan sebelum program MBG dijalankan secara nasional.

“Data dari Kemenkes menunjukkan, sebelum ada MBG, kasus keracunan akibat makanan jumlahnya sudah luar biasa. Itu meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2024, mencapai sekitar 6.000 kasus. Jadi, bukan MBG yang menjadi penyebab utama, melainkan persoalan sanitasi dan keamanan pangan yang memang sudah kronis,” ujar Nanik.

Ia menambahkan, banyak kasus keracunan terjadi akibat rendahnya standar kebersihan di lingkungan dapur umum, kantin sekolah, dan tempat penyimpanan bahan makanan. Kurangnya pengawasan dan minimnya edukasi bagi pengelola makanan juga menjadi pemicu utama meningkatnya kasus tersebut.

“Masalahnya ada di sanitasi yang buruk. Air bersih tidak selalu tersedia, fasilitas kebersihan di sekolah masih terbatas, dan proses pengolahan makanan kadang tidak memenuhi standar higienitas. Ini semua berkontribusi terhadap tingginya angka keracunan,” jelasnya.

Meski begitu, Nanik menilai program Makan Bergizi Gratis tetap menjadi langkah penting untuk memperbaiki kualitas gizi anak Indonesia, terutama di kalangan pelajar. Namun, keberhasilannya bergantung pada sinergi lintas sektor, termasuk dukungan dari pemerintah daerah dalam memastikan sarana sanitasi yang memadai.

“Program MBG jangan disalahartikan sebagai penyebab keracunan. Justru ini momentum untuk memperbaiki sistem secara menyeluruh. Pemerintah daerah perlu berperan aktif memastikan dapur MBG memenuhi standar higienitas, mulai dari air bersih, alat masak, hingga penyimpanan bahan makanan,” tegasnya.

Sebagai langkah lanjutan, BGN berencana memperkuat koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan untuk mengadakan pelatihan pengelolaan pangan sehat di sekolah, sekaligus mendorong sertifikasi kebersihan bagi penyedia jasa katering MBG di berbagai daerah.

“Peningkatan gizi bangsa tidak bisa dilakukan secara instan. Harus terintegrasi antara pola makan, lingkungan yang bersih, dan edukasi masyarakat. Kalau ketiga hal ini berjalan seimbang, maka kualitas kesehatan generasi kita akan meningkat,” tutup Nanik.(Red)