RS Bhayangkara Banjarmasin Siap Laksanakan DVI Korban Kecelakaan Helikopter di Pegunungan Meratus

Banjarmasin –detik35.com

 Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Banjarmasin menyatakan kesiapan penuh dalam melaksanakan proses Disaster Victim Identification (DVI) terhadap delapan korban kecelakaan helikopter BK117 D3 yang jatuh di kawasan Pegunungan Meratus, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (4/9).


Kabidhumas Polda Kalsel Kombes Pol. Adam Erwindi, S.I.K., M.H., mengatakan pihak rumah sakit telah mengaktifkan protokol penanganan korban massal sesuai standar internasional. Tim antemortem juga dikerahkan untuk mengumpulkan data dan ciri khas korban, mulai dari rekam medis, properti pribadi, hingga pengambilan sampel DNA.


“Sejumlah langkah sudah dipersiapkan, di antaranya pembukaan posko antemortem, pengumpulan data fisik maupun properti korban, koordinasi pemeriksaan DNA, serta penyediaan layanan trauma healing bagi keluarga korban,” ujarnya, Jumat (5/9).


Dalam tragedi ini, tiga korban diketahui berkewarganegaraan asing. Polda Kalsel memastikan koordinasi dengan pihak imigrasi serta perwakilan kedutaan besar agar proses identifikasi dan pemulangan jenazah dapat berjalan lancar.


“Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah ini. Prioritas kami adalah mengidentifikasi setiap korban dengan tepat, menghormati martabat mereka, serta memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang berduka. Kami memohon doa dan dukungan dari semua pihak agar proses ini berjalan lancar,” tambah Adam Erwindi.


Tim evakuasi gabungan dari TNI-Polri, Basarnas, dan relawan setempat sebelumnya berjibaku mengevakuasi korban di lokasi kejadian yang berada di kawasan perbukitan Meratus. Kondisi cuaca, jarak tempuh, serta akses medan menjadi tantangan utama. Seluruh korban akhirnya berhasil dievakuasi ke Banjarmasin untuk proses identifikasi lebih lanjut.


Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Kusworo menyampaikan apresiasi kepada seluruh unsur SAR yang terlibat. “Evakuasi di medan pegunungan selalu penuh risiko. Kami bekerja maksimal agar seluruh korban bisa segera dievakuasi dengan aman,” tegasnya.


Helikopter BK117 D3 merupakan varian modern keluaran Airbus Helicopters dan Kawasaki Heavy Industries. Dengan kapasitas angkut 7–8 penumpang serta sistem navigasi canggih, helikopter ini banyak digunakan untuk misi medis, patroli, hingga transportasi VIP. Di Indonesia, tipe ini telah dioperasikan oleh sejumlah instansi karena keunggulannya dalam menjangkau medan sulit, termasuk daerah pegunungan.


Meski dikenal andal, penerbangan helikopter di wilayah pegunungan tetap menghadapi risiko tinggi akibat faktor cuaca, visibilitas rendah, dan kontur alam yang menantang.


Pemerintah pusat menyatakan duka mendalam atas musibah ini. Kementerian Perhubungan bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebab kecelakaan.


“Hasil investigasi akan menjadi bahan evaluasi penting dalam meningkatkan standar keselamatan penerbangan di Indonesia, khususnya pada jalur misi yang melewati wilayah rawan dan berisiko tinggi,” ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan.


Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan, standar keselamatan penerbangan, serta kesiapan mitigasi bencana di seluruh lini.(Red)