Insiden Keracunan di Karimun, Program Makan Bergizi Gratis Dihentikan Sementara
![]() |
Insiden Keracunan di Karimun, Program Makan Bergizi Gratis Dihentikan Sementara |
Batam – detik35. Com - Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Nyanyang Haris Pratamura, memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 2 Karimun dihentikan sementara. Keputusan ini diambil setelah 14 siswa sekolah tersebut diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program MBG, Jumat (26/9/2025).
“Untuk sementara dihentikan dulu kegiatan itu. Kita akan lihat dari sisi higienitas, kesehatan, dan lingkungannya, sehingga kejadian serupa tidak terulang,” tegas Nyanyang kepada wartawan di Batam, Sabtu (27/9/2025).
Menurut laporan yang diterima, sebanyak 14 siswa SMPN 2 Karimun sempat mendapatkan perawatan medis akibat gejala keracunan, mulai dari mual, pusing, hingga muntah. Seluruh siswa yang terdampak kini telah dalam kondisi stabil.
Pemerintah Provinsi Kepri menyatakan tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme penyediaan makanan dalam program MBG, mulai dari proses pengadaan, pengolahan, hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah. “Kita ingin memastikan bahwa standar kebersihan dan kualitas benar-benar terjaga. Ini penting karena program MBG menyangkut langsung kesehatan anak-anak kita,” ujar Nyanyang.
Insiden ini menjadi perhatian serius karena program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang bertujuan meningkatkan gizi pelajar sekaligus mendorong prestasi belajar. Dengan adanya kasus keracunan di Karimun, pelaksanaan program ini dinilai perlu perbaikan sistem agar dapat berjalan aman dan tepat sasaran.
Sejumlah orang tua siswa juga berharap agar pemerintah daerah memberikan kepastian terkait penyelidikan penyebab keracunan. Mereka menekankan pentingnya transparansi agar masyarakat tetap memiliki kepercayaan terhadap program MBG di masa depan.
Hingga kini, tim kesehatan setempat bersama pihak sekolah masih melakukan penelusuran terkait makanan yang dikonsumsi para siswa, termasuk melakukan uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti kasus keracunan.(Anas)