Oku Timur – detik35.Com
Musim kemarau berkepanjangan yang melanda Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, tidak hanya menyebabkan kekeringan lahan, tetapi juga menghantam keras sektor perkebunan rakyat, khususnya petani karet.
Penurunan curah hujan menyebabkan produksi getah karet menurun drastis hingga 50 persen. Kondisi ini memperparah beban ekonomi para petani yang menggantungkan hidup dari hasil sadapan karet.
Biasanya satu hektare bisa menghasilkan 90 sampai 100 kilogram getah per minggu. Sekarang, cuma dapat 50 kilogram. Itu pun masih harus dibagi dengan pemilik kebun,” ujar Nanang, seorang buruh sadap asal Desa Burnai Mulya, Kecamatan Semendawai Timur, saat ditemui pada Senin (7/7/2025).
Nanang menyebut kondisi ini sebagai “musim trek,” istilah yang digunakan para penyadap karet untuk menggambarkan masa paceklik produksi akibat cuaca ekstrem. Penurunan produksi ini berdampak langsung pada pendapatan harian mereka, yang kini semakin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Tak hanya itu, harga jual karet di tingkat petani juga belum menunjukkan perbaikan yang signifikan, menambah beban yang harus ditanggung petani di tengah musim kemarau yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Para petani berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah, baik berupa subsidi pupuk, bantuan langsung tunai, maupun program mitigasi dampak kekeringan untuk menjaga keberlangsungan usaha perkebunan karet di OKU Timur.(Red)