SOLO — Detik35.com
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa praktik pengoplosan beras merupakan kejahatan ekonomi luar biasa yang telah merugikan negara hingga Rp 100 triliun setiap tahun. Ia menyebut perbuatan curang tersebut sebagai bentuk subversi ekonomi yang secara langsung menikam rakyat kecil.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam sambutannya saat menutup Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo, Minggu (20/7/2025), yang disiarkan melalui kanal YouTube resmi PSI.
“Kita akan terus tegakkan (keadilan), masih banyak permainan-permainan jahat dari beberapa pengusaha-pengusaha yang menipu rakyat. Beras biasa dibilang beras premium, harganya dinaikin seenaknya,” tegas Prabowo.
Menurut Prabowo, aksi pengusaha nakal yang mencampur atau mengganti beras biasa dengan label premium dan menjualnya dengan harga tinggi, merupakan bentuk penipuan massal terhadap masyarakat dan sangat merugikan perekonomian nasional.
“Ini kejahatan ekonomi yang luar biasa. Menurut saya, ini sudah termasuk subversi ekonomi, menikam rakyat. Anda bisa bayangkan, Rp 100 triliun kita bisa bikin apa? Mungkin kita bisa hilangkan kemiskinan dalam 5 tahun dengan Rp 1.000 triliun itu,” ujar Prabowo.
Menyikapi hal ini, Prabowo menyatakan telah meminta aparat penegak hukum, termasuk Kejaksaan Agung dan Kepolisian Republik Indonesia, untuk bertindak tegas terhadap para pelaku mafia pangan tanpa pandang bulu.
Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan bahwa cadangan beras nasional saat ini telah mencapai angka tertinggi dalam sejarah, yakni lebih dari 4,2 juta ton. Ia juga menyebutkan bahwa produksi jagung meningkat 30 persen dan produksi beras naik hingga 48 persen, sebagai bukti perbaikan ketahanan pangan nasional.
“Belum pernah dalam sejarah kita memiliki cadangan beras lebih dari 4,2 juta ton. Ini bukti ketahanan pangan kita membaik,” jelasnya.
Pemerintah, kata Prabowo, berkomitmen untuk terus membenahi tata niaga pangan dan menindak tegas praktik curang yang merugikan masyarakat luas. (Red)