Jakarta ,detik35.Com
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menunaikan salat Iduladha 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Jumat pagi (6/6/2025). Dalam suasana yang penuh khidmat, Presiden hadir bersama ribuan jamaah dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk jajaran pejabat tinggi negara dan tamu kehormatan dari negara sahabat.
Presiden tiba di kompleks Masjid Istiqlal sekitar pukul 06.35 WIB. Kehadiran kepala negara disambut langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Pelaksana Harian Menteri Agama Prof. Sahiron, serta Pelaksana Tugas Imam Besar Masjid Istiqlal Dr. Mulawarman.
Pelaksanaan salat dimulai tepat pukul 07.00 WIB. Bertindak sebagai imam, H. Mutakhir Abdurahman, Lc., MA, memimpin shalat dengan bacaan yang meresap dan tenang. Sementara itu, khutbah Iduladha disampaikan oleh Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag., Ph.D., yang mengangkat tema "Menebar Cinta Kasih Melalui Ibadah Kurban."
Dalam khutbahnya, Prof. Wan Jamaluddin menekankan bahwa ibadah kurban bukan semata-mata soal menyembelih hewan, melainkan simbol ketundukan total kepada Allah SWT dan keikhlasan dalam berbagi dengan sesama. Ia juga menyoroti pentingnya kepemimpinan yang dibangun di atas dasar cinta kasih, empati, dan pengorbanan demi rakyat.
"Pemimpin adalah mereka yang paling banyak berkorban, paling sedikit mengeluh, dan paling ikhlas dalam melayani," ujar sang khatib dalam khutbahnya yang disimak dengan khusyuk oleh seluruh jamaah, termasuk Presiden Prabowo.
Presiden tampak khusyuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah. Hadir pula Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla, para pimpinan lembaga tinggi negara, duta besar negara sahabat, serta para menteri dari Kabinet Merah Putih.
Masjid Istiqlal, sebagai simbol kebesaran Islam di Indonesia, kembali menjadi pusat spiritual dan simbol persatuan bangsa di hari besar umat Islam ini. Keikutsertaan Presiden dalam salat berjamaah di tengah rakyat juga mencerminkan pendekatan kepemimpinan yang inklusif dan religius.
Iduladha tahun ini menjadi pengingat bahwa kekuasaan sejati bukan terletak pada jabatan, melainkan pada kemampuan untuk memberi, mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan rakyat, dan menebar kasih di tengah tantangan bangsa.(Red/Adiba)