PEKANBARU ,detik35.Com
Gubernur Riau, Abdul Wahid, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Bumi Lancang Kuning melalui program unggulan “Satu Rumah Satu Sarjana.” Dalam pertemuan dengan jajaran Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Riau di Kantor Gubernur, Senin (2/6/2025), Wahid secara eksplisit meminta dukungan kalangan akademisi untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai hak yang dapat diakses seluruh lapisan masyarakat, khususnya keluarga kurang mampu.
“Kami ingin setiap rumah di Riau melahirkan setidaknya satu sarjana. Ini bukan sekadar wacana, tapi komitmen nyata untuk mempercepat pertumbuhan IPM Riau,” ujar Wahid.
Dalam dialog terbuka itu, Wahid menyinggung perlunya sistem pembelajaran fleksibel, yang tidak membebani mahasiswa secara geografis maupun finansial. Menurutnya, kehadiran teknologi harus dioptimalkan untuk menghadirkan kuliah jarak jauh, blended learning, dan ekosistem digital yang mendukung.
“Kami akan siapkan sistemnya agar mahasiswa tak harus selalu datang ke kampus. Pendidikan harus adaptif terhadap kondisi ekonomi dan geografis masyarakat,” tegasnya.
Wahid juga menekankan bahwa ADI bukan hanya organisasi profesi, melainkan agen transformasi yang dapat menjembatani kesenjangan antara kebijakan dan implementasi di lapangan.
Gubernur menyoroti rendahnya angka rata-rata lama sekolah (RLS) sebagai tantangan serius yang harus segera diatasi. Data BPS menunjukkan bahwa RLS Riau masih di bawah rata-rata nasional, menjadi titik lemah dalam komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi ini.
“Tanpa intervensi serius, kita akan tertinggal. Akademisi harus ambil peran strategis dalam mencerdaskan masyarakat secara struktural,” kata Wahid.
Wahid menegaskan bahwa keberhasilan program tidak hanya diukur dari jumlah lulusan, tetapi dari seberapa siap mereka menghadapi dunia kerja dan ekonomi digital.
“Yang kita kejar bukan hanya ijazah. Kami ingin lulusan yang melek digital, adaptif, dan siap bersaing. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan keterampilan yang relevan,” ujarnya.
Program ini diproyeksikan tidak hanya mengangkat IPM Riau, tetapi juga menjadi strategi jangka panjang dalam membangun kelas menengah baru berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menutup pertemuan, Wahid mengapresiasi ADI sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan SDM. Ia juga mendorong organisasi ini untuk lebih aktif dalam mendorong reformasi pendidikan tinggi, termasuk advokasi hak dosen, penguatan kapasitas pengajar, dan penyusunan kurikulum yang kontekstual.
“ADI harus menjadi suara kritis dan solutif. Jangan hanya bicara soal kenaikan tunjangan, tapi juga arah pendidikan tinggi ke depan,” pungkasnya.(Red)