JAKARTA –detik35.Com
Perjuangan mencari pekerjaan ternyata tidak semudah yang dibayangkan, bahkan bagi mereka yang bergelar sarjana. Hal itulah yang dialami seorang wanita lulusan pendidikan yang belakangan viral karena curhatnya soal sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Dalam unggahannya di media sosial, wanita tersebut mengaku sudah mengirim lebih dari 500 lamaran kerja selama satu tahun terakhir, namun belum juga mendapat panggilan yang benar-benar berbuah hasil.
Yang menyakitkan, menurut pengakuannya, ia sering kalah bersaing karena adanya praktik "anak titipan" alias pelamar yang lolos karena kedekatan dengan pejabat, relasi internal, atau koneksi pribadi.
“Saya sudah apply ke ratusan posisi, ikut tes berkali-kali, bahkan rela pindah kota. Tapi yang lolos tetap orang dalam. Anak titipan. Lelah banget rasanya,” tulisnya di salah satu unggahan yang kini telah disukai ribuan netizen.
Kisah ini pun langsung menyita perhatian publik. Banyak warganet yang mengaku merasakan hal serupa, terutama dalam sistem rekrutmen di sektor pendidikan dan pemerintahan yang dinilai masih rawan nepotisme.
Masalah sulitnya lulusan baru mendapatkan pekerjaan bukan hal baru di Indonesia. Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk lulusan perguruan tinggi masih cukup tinggi, terlebih di tengah ketatnya persaingan dan belum meratanya lapangan kerja yang sejalan dengan bidang studi.
Fenomena "anak titipan" dalam dunia kerja sendiri menjadi luka lama yang terus jadi batu sandungan bagi generasi muda berprestasi namun tak punya "akses khusus".
“Buat apa kuliah capek-capek, IPK tinggi, kalau akhirnya kalah sama yang cuma punya koneksi,” keluh salah satu netizen di kolom komentar.
Meski begitu, wanita tersebut tetap menyuarakan harapannya. Ia mengajak para pencari kerja untuk tetap bertahan, walau jalannya tak mudah.
“Kalau kamu lagi ngerasa gagal juga, kamu nggak sendiri. Kita masih bisa bangkit sama-sama.”