-->

Notification

×

Iklan

 


Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Narkoba Diselipkan dalam Bakso, Lapas Kayu Agung Bongkar Modus Licik Sindikat Narkoba

| May 28, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-28T08:16:21Z

 

KAYU AGUNG, detik35.Com

 Upaya penyelundupan narkoba ke dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kayu Agung kembali mengguncang publik. Namun kali ini, modusnya jauh dari dugaan: tiga paket sabu dan empat butir ekstasi ditemukan disembunyikan di dalam bakso, makanan yang dibawa oleh pengunjung saat jam besuk.


Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 27 Mei 2025, ketika seorang perempuan berinisial W datang membawa ransum untuk putranya, IL, seorang narapidana kasus narkotika. Tanpa disadari sang ibu, langkahnya menuju ruang besuk menjadi awal terbongkarnya jejaring peredaran narkoba yang rapi dan licik.


Menurut keterangan resmi Kepala Lapas Kayu Agung, Syaikoni, keberhasilan ini tak lepas dari ketelitian petugas di pintu utama. Setiap barang kiriman wajib melalui pemeriksaan menyeluruh. Ketika petugas memotong salah satu butir bakso, mereka menemukan benda mencurigakan tersembunyi di dalam daging giling. Hasilnya mengejutkan: tiga paket sabu dan satu paket berisi empat butir ekstasi ditemukan tertanam rapi.


“Temuan ini hasil ketegasan kami. Tidak ada celah untuk narkoba masuk, bahkan dalam bentuk sekecil apapun. Kami bergerak cepat karena ini menyangkut integritas lembaga,” tegas Syaikoni.


W dan IL langsung ditahan untuk pemeriksaan intensif. Dugaan kuat mengarah pada keterlibatan langsung IL dalam mengatur penyelundupan ini dari balik jeruji besi.


Penemuan narkoba dalam makanan kiriman menjadi alarm keras bagi sistem pemasyarakatan di Indonesia. Bakso—makanan yang identik dengan kenyamanan rumah—telah berubah menjadi alat perantara kejahatan narkotika. Ini bukan sekadar kasus individual, tetapi bagian dari pola besar yang berulang di berbagai lembaga pemasyarakatan.


Insiden ini menyoroti kerapuhan pengawasan pada momen-momen rawan seperti jam kunjungan. Meski pengawasan ketat telah diterapkan, pelaku tetap mencoba mencari celah, bahkan memanfaatkan hubungan darah untuk menyelundupkan barang haram.


Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, menyambut cepat laporan ini. Dalam enam bulan masa jabatannya, ia telah memimpin upaya besar-besaran membersihkan jaringan narkoba dari dalam lapas. Salah satu strateginya adalah memindahkan 548 narapidana yang terbukti masih mengendalikan bisnis narkoba maupun kejahatan siber dari balik jeruji.


Lebih dari itu, Agus juga menindak puluhan petugas Lapas yang terlibat—sebuah langkah berani yang menunjukkan bahwa perang terhadap narkoba tidak pandang bulu. Sebanyak 14 di antaranya adalah pejabat struktural yang telah dinonaktifkan.


“Kita tidak akan memberi tempat bagi oknum mana pun yang bermain mata dengan kejahatan narkotika,” ujar Agus tegas.


Kasus "bakso narkoba" ini menjadi penanda penting bahwa perang terhadap narkoba tidak bisa dilakukan setengah hati. Butuh kesigapan, keberanian, dan integritas tinggi dari seluruh elemen lembaga pemasyarakatan. Apa yang dilakukan Lapas Kayu Agung menunjukkan bahwa dengan komitmen dan kewaspadaan, bahkan modus paling tersembunyi pun bisa dibongkar.


Namun, ini bukan akhir. Justru awal dari pembongkaran sistematis jaringan narkoba yang telah lama bersarang di balik dinding lapas. Komitmen Lapas dan pemerintah akan diuji lebih jauh: apakah ini benar-benar titik balik, atau hanya jeda sebelum jaringan kembali menyusup? (Red)

×
Berita Terbaru Update