Jakarta, Detik35.com
Rabu pagi (28/05/2025), kawasan Monumen Nasional (Monas) berubah jadi lautan semangat merah-putih. Ribuan siswa dari berbagai sekolah di Jakarta dan sekitarnya memadati sisi jalan utama Monas untuk menyambut tamu kenegaraan: Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron.
Barisan anak-anak berseragam putih abu-abu hingga merah-putih tampak berjejer rapi. Mereka melambaikan bendera Indonesia dan Prancis, meneriakkan yel-yel sambutan, bahkan menyanyikan lagu-lagu nasional secara spontan. Ini bukan sekadar penyambutan protokoler – ini perayaan diplomasi dua bangsa yang hidup di tangan generasi muda.
Presiden Macron dan Ibu Brigitte membalas sambutan dengan kehangatan. Kaca mobil limosin resmi mereka dibuka lebar. Dari dalam, keduanya melambaikan tangan, tersenyum, dan melemparkan acungan jempol ke arah para siswa. Macron tampak beberapa kali berinteraksi dengan ekspresi kagum, menandai bahwa sambutan ini bukan sembarang formalitas – tapi menyentuh secara personal.
Bagi para siswa, ini bukan sekadar melihat pemimpin asing. Ini pengalaman langsung menyaksikan bagaimana Indonesia tampil dalam diplomasi dunia. “Deg-degan tapi bangga,” kata Rani, siswi kelas 10 dari SMA Negeri di Jakarta Pusat. “Baru kali ini lihat langsung presiden luar negeri. Dia ramah banget,” tambahnya dengan wajah berseri.
Kehadiran Macron di Indonesia adalah bagian dari agenda strategis Prancis di Asia Tenggara, namun penyambutan di Monas menjadi titik emosional yang mencerminkan kehangatan relasi kedua negara – tidak hanya di level birokrasi, tapi juga akar rumput: rakyat dan anak-anak bangsa.
Presiden Macron dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo, membahas sejumlah kerja sama ekonomi, pertahanan, pendidikan hingga transisi energi. Tapi penyambutan siswa di Monas adalah wajah lain dari diplomasi: pendidikan politik luar negeri sejak dini.
Kepala Sekolah SMA 31 Jakarta, Ahmad Faiz, menyebut partisipasi siswa sebagai “pengalaman emas.” “Anak-anak belajar langsung bahwa negara ini penting, punya posisi, dan bahwa menjadi warga negara dunia itu nyata,” ujarnya kepada Detik35.com.
Sambutan hangat di Monas ini mempertegas bahwa hubungan bilateral tak hanya dibangun lewat perjanjian meja bundar, tapi juga dari senyum anak-anak bangsa yang dengan penuh semangat menyapa dunia.
Indonesia menyambut Prancis bukan hanya dengan protokol, tetapi dengan hati.(Red)