.gif)
JAKARTA – detik35. Com
Nama Letnan Jenderal (Letjen) TNI Djaka Budi Utama mencuat sebagai calon Direktur Jenderal Bea dan Cukai di Kementerian Keuangan, menggantikan Askolani. Penunjukan ini dikaitkan dengan kedekatan Djaka dengan Presiden Prabowo Subianto.
Pengamat politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, mengungkapkan bahwa Djaka pernah menjadi bagian dari Tim Mawar saat masih berpangkat kapten, yang turut mempererat hubungannya dengan Prabowo.
Namun Ginting mengingatkan bahwa jabatan Dirjen Bea dan Cukai bukan termasuk posisi sipil yang boleh diisi oleh perwira militer aktif sesuai Pasal 47 UU TNI. Ia menyarankan agar Djaka pensiun dini sebelum menjabat.
"Jika ada perwira aktif menduduki jabatan sipil di luar yang ditentukan dalam Pasal 47 tersebut, maka yang bersangkutan harus pensiun," tegasnya.
Penempatan Djaka, menurut Ginting, bisa dimaknai sebagai langkah darurat Prabowo untuk membenahi sektor penerimaan negara yang dinilai bermasalah. Ia mencontohkan langkah serupa dengan penunjukan Kolonel (Purn) Restu Widiyantoro sebagai Direktur PT Timah.
"Ini bagian dari upaya menjawab Astacita ketujuh tentang pemberantasan korupsi. Kita dukung kalau tujuannya baik, namun setelah situasi membaik, sebaiknya dikembalikan kepada profesional di bidangnya," jelas Ginting.
Sementara itu, Sekretaris Deputi bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian, Bimo Wijayanto, menyatakan dirinya dan Letjen Djaka telah mendapat mandat langsung dari Presiden Prabowo untuk bergabung di Kementerian Keuangan.
“Hari ini saya dengan Pak Letjen Djaka Budi Utama dipanggil oleh Bapak Presiden. Saya diberikan mandat untuk bergabung di Kementerian Keuangan,” ujar Bimo di Istana Kepresidenan, Selasa (20/5/2025).
Meski tak menyebut jabatan secara eksplisit, kuat dugaan Bimo akan menggantikan Suryo Utomo sebagai Dirjen Pajak, sementara Djaka diplot memimpin Ditjen Bea dan Cukai.(Redaksi)
